Lamek Dowansiba, Pahlawan Literasi dari Papua

damek dowansiba

Berbicara tentang literasi di negeri kita, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita tuntaskan bersama. Seperti sudah banyak kita ketahui bahwa literasi di Indonesia masih sangat rendah. Fakta ini diperkuat dengan hasil survei pada tahun 2019 dari Program for International Student Assessment (PISA) yang selanjutnya di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) yang menyebutkan bahwa Indonesia berada pada posisi ke 62 dari 70 negara yang disurvei.

Kondisi darurat literasi di Indonesia hampir merata di seluruh provinsi tanpa terkecuali, termasuk di bagian ujung Indonesia, Papua Barat. Kondisi seperti ini bukan untuk dibiarkan saja, tetapi harus menjadi bahan pemikiran bersama untuk dicari alternatif solusinya.

Adalah sosok Lamek Dowansiba, pemuda dari Manokwari yang tergerak untuk menjadi bagian pemutus rantai rendahnya literasi di Papua Barat. Gerakan nyatanya dengan mendirikan Komunitas Suka Baca atau yang juga dikenal dengan KSB bisa menjadi inspirasi untuk kita bahwa menjadi bagian solusi dari masalah literasi di Indonesia bisa dengan berbagai cara.

Mengenal Lamek Dowansiba, Pahlawan Literasi dari Bumi Papua

Lamek Dowansiba adalah pemuda dari suku Arfak di Manokwari yang sampai saat ini sudah mendirikan 34 rumah baca untuk masyarakat. Tentu tidak langsung semuanya ia lakukan. Tapi dengan semangatnya ia memulai langkah pertama membuat rumah baca pada tahun 2019 di kampung tempat ia tinggal, Masiepi.

Dari kampungnya inilah Lamek yang lahir pada tahun 1992 ini kemudian melanjutnya misi mulianya dengan terus mendirikan rumah baca di daerah-daerah lainnya sampai menjadi 34 rumah baca.

Di Manokwari sejak 2019, saya mulai dari Kampung Masiepi, kemudian di Kampung Nuni, Mandopi, dan Urondopi Distrik Manokwari Utara, selanjutnya di Kampung Tanah Merah di Distrik Warmare dan tiga rumah baca lainnya di Kabupaten Manokwari Selatan, Bintuni, dan Sorong

Harapannya tidak muluk-muluk pada masyarakat di sekitar untuk mengenal literasi. Untuk awalan, targetnya adalah mengenalkan literasi dasar khususnya kepada anak-anak dengan mengenalkan huruf-huruf untuk menjadi batu loncatan sebelum mengenalkan membaca dan menulis.

Langkah Lamek Dowansiba dalam mengenalkan huruf pada anak-anak di rumah baca yang didirikannya didasari karena sulitnya anak-anak di pedalaman Papua untuk dapat mengakses buku bacaan dan juga buku bahan pelajaran sebagai media belajar mereka. Langkah pemuda lulusan Akademi Pariwisata Petrus Kapiar ini juga sebagai bentuk tindakan konkret dalam bidang literasi di tengah-tengah belum adanya regulasi dan konsep khusus yang diprakarsai oleh pemerintah setempat dalam memajukan pendidikan di Papua Barat dalam kerangka Otonomi Khusus (Otsus).

Sepak Terjang Lamek Dowansiba dalam Mengenalkan Literasi di Papua

Tak ada yang instan dalam sebuah perjuangan, begitu pun dengan Lamek Dowansiba yang melangkah tertatih tapi pasti sampai akhirnya bisa mendirikan 34 rumah baca sebagai media mengenalkan literasi pada masyarakat Papua Barat, khususnya anak-anak. Kini dengan sudah banyaknya rumah baca yang tersebar di Papua Barat, banyak pencapaian yang sudah dirasakan hasil dari sepak terjang Lamek, sosok pemuda yang juga aktif dan pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD KNPI Papua Barat pada masa periode 2017 sampai 2022.

1. Visi Lamek Dowansiba: Anak Cerdas, Papua Maju

Salah satu yang menjadi motivasi Lamek Dowansiba dalam mengenalkan dunia literasi dengan mendirikan rumah baca adalah ingin memajukan bumi Papua. Menurutnya salah satu indikator kemajuan suatu wilayah adalah dengan cerdasnya masyarakat di sana dan langkah sederhana agar masyarakat dapat cerdas adalah dengan dapat membaca.

Untuk menuju cita-cita mencerdaskan anak-anak Papua, langkah yang diambil oleh Lamek Dowansiba adalah dengan membuat rumah baca. Dengan rumah baca Lamek berharap masyarakat Papua akan lebih melek literasi dengan kemampuan dasar menulis dan membaca.

2. Kemanfaatan Rumah Bacanya Dirasakan Ribuan Anak

Dari satu rumah baca di kampungnya yang diberi nama Tuh Tebej yang berarti rumah baca bintang, Lamek Dowansiba tak kenal menyerah untuk terus mendirikan rumah baca lainnya di sekitar Manokwari agar bisa dirasakan kemanfaatannya oleh banyak anak-anak. Kini dengan 34 rumah baca binaannya, sudah lebih dari seribu anak yang telah merasakan memegang buku dan belajar mengenal huruf di dalamnya.

34 rumah baca yang Lamek Dowansiba prakarsai tersebar di beberapa wilayah Papua Barat seperti di Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Sorong, dan Tambrauw. Buku-buku yang tersedia di rumah bacanya pun beragam mulai dari buku pelajaran, komik, sampai buku rohani lengkap ada. Buku-buku ini ia dapatkan dari para donatur maupun kenalan yang membantu perjuangannya.

3. Memenangkan Penghargaan Satu Indonesia Awards

Atas kerja kerasnya dalam mendirikan rumah baca di berbagai daerah di Papua Barat, Lamek Dowansiba mendapat penghargaan Satu Indonesia Awards dalam bidang pendidikan dengan konsentrasi bidang literasi. Lamek Dowansiba mendapatkan penghargaan Satu Indonesia Award pada tahun 2021 untuk kategori tingkat provinsi. Sosoknya dianggap berhak mendapatkan apresiasi ini karena program yang dijalankannya dari 2019 ini telah memberikan kemanfaatan yang luar biasa bagi masyarakat.

Satu Indonesia Awards sendiri adalah sebuah program yang diselenggarakan oleh Astra Indonesia untuk mengapresiasi anak-anak bangsa yang telah memberikan kontribusi luar biasa pada masyarakat di sekitarnya. Banyak bidang yang dijadikan acuan penghargaan yang berhubungan dengan keberlangsungan kehidupan seperti bidang kesehatan, lingkungan, pendidikan, teknologi dan wirausaha.

Belajar dari Pengalaman Lamek Dowansiba Dalam Mensosialisasikan Literasi

Perjalanan Lamek Dowansiba dalam membuat rumah baca sampai berjumlah 34 dan tersebar di banyak wilayah Papua Barat bukan tanpa penghalang. Ia mengatakan bahwa banyak hambatan seperti masih terbatasnya tenaga relawan, masih terbatasnya buku untuk didistribusikan, sampai dukungan masyarakat yang belum sepenuhnya paham akan urgensi rumah baca. Namun semua hambatan itu tidak menjadikannya patah arang, justru sebaliknya semakin membuatnya termotivasi untuk bertahan dan mencari jalan keluarnya.

Semangat Lamek Dowansiba dalam mensosialisasikan literasi kepada masyarakat patut kita contoh, karena masalah literasi ini bukan masalah Papua saja, tetapi menjadi masalah kita bersama di Indonesia. Sejatinya kita bisa belajar dari sosok Lamek yang pantang menyerah untuk juga turut andil menjadi bagian dari solusi permasalahan literasi di Indonesia.

Belajar dari Pemuda Manokwari ini, kita juga bisa mendirikan rumah baca di sekitar lingkungan kita dan juga mengajak rekan-rekan yang mempunyai visi dan misi yang sama untuk turut serta mengenalkan literasi pada masyarakat di sekitar kita. Yang perlu kita pahami adalah butuh memulai langkah kecil untuk menjadi sebuah prestasi yang besar.

Secara geografis kita memang berjauhan dengan sosok Lamek Dowansiba, tetapi pada dasarnya kita #KitaSATUIndonesia yang harus saling bersatu padu dalam mencerdaskan bangsa ini. Maka tidak ada alasan untuk tidak ikut andil dengan apa pun potensi yang kita miliki, termasuk bidang literasi agar masyarakat Indonesia melek membaca dan menulis.

Literasi di negeri kita memang sedang tidak baik-baik saja, tetapi dengan semangat kebersamaan untuk memperbaiki diri, maka tak ada yang tak mustahil untuk kita bangkit dengan penuh #SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia yang lebih baik, tak terkecuali di bidang literasi.

Referensi:
https://anugerahpewartaastra.satu-indonesia.com/2023/assets/download/Data_Penerima_SIA_Provinsi_2017-2021.pdf
https://papuabarat.antaranews.com/berita/14073/mengenal-lamek-dowansiba-pendiri-34-rumah-baca-di-papua-barat
https://www.indonesiana.id/read/166977/menjadi-pegiat-literasi-papua-barat-lamek-dowansiba-memenangi-satu-indonesia-awards

3 Komentar

  1. masyaAllah 34 rumah baca merupakan jumlah yang tidak sedikti, mudah2an semakin berkembang sodaraku amiin

    BalasHapus
  2. bang mungkin bisa dibahas juga kemanusian yang ada di rohingya bang kacau parah kalo meliat berita simpang siurnya itu

    BalasHapus
  3. Tokoh inspiratif yg gak banyak diketahui. Hebat banget kegigigan dan komitmennya untuk jd orng bermanfaat. Banyak rumah baca yg dihadirkan untuk masyarakat, ini bikin masyarakat indonesia jd lbh peka trhdp literasi baca tulis

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama