Siswa Sekolah Dasar Meninggal Setelah di Vaksin di Kabupaten Sukabumi?

siswa SD meninggal setelah di vaksin

Kabupaten Sukabumi beberapa hari ini ramai dengan kabar meninggalnya seorang murid sekolah dasar yang meninggal setelah di vaksin covid-19 di sekolahnya yang diperuntukkan untuk siswa 6-11 tahun. Benarkah kabar tersebut? dan bagaimana kronologis kejadian sebenarnya?

Kabar meninggalnya siswa sekolah dasar kelas 6 ini ternyata tidak hanya ramai di wilayah Sukabumi saja, tetapi juga telah diliput oleh beberapa media nasional. Dengan banyaknya kabar yang beredar, versi meninggalnya siswa ini pun mulai mengabur kemana-mana, mulai dari dugaan awal karena faktor vaksin, bahkan sampai dugaan mal praktik rumah sakit yang menangani perawatan.

Kronologis Kejadian Versi keluarga

Menanggapi banyaknya kabar simpang siur yang beredar di masyarakat, salah satu keluarga korban meninggal dunia akhirnya menjelaskan kronologis kejadian dari awal sampai yang bersangkutan dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit tempat ia di rawat.

Selpi Septiani selaku bibi dari korban melalui laman facebook-nya menjelaskan kronologis kejadian yang menimpa keponakannya. Tujuan ia menjelaskan kronologis meninggalnya sang ponakan ini agar tidak ada lagi berita simpang siur yang beredar di masyarakat.

Demam dan Pusing Setelah Divaksin

Korban bernama Muhammad Dalvin Alfian adalah siswa kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah Citamiang, Kecamatan kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Ia mengikuti program vaksin untuk siswa usia 6 sampai 11 tahun yang diadakan oleh Puskesmas Kecamatan Kadudampit di tempat ia bersekolah pada Sabtu, 15 Januari 2022.

Sepulang dari sekolah setelah ia melaksanakan vaksinasi, korban merasa pusing dan mengalami demam ringan. Sampai keesokan harinya, MDA berangsur sehat dan kembali beraktivitas seperti biasanya.

Pada Senin, 17 Januari 2022 ia kembali bersekolah seperti biasanya, namun pada jam 10.00 WIB, MDA diantarkan oleh teman-teman dan gurunya karena mengalami demam tinggi.

Dibawa ke Rumah Sakit Betha Medika

Di rumah ia diberi obat penurun panas oleh orang tuanya, namun sampai Selasa malam panasnya belum turun-turun bahkan semakin tinggi sampai korban mengigau. Karena kondisi tersebut akhirnya keluarga membawa MDA ke rumah sakit Betha Medika, Kabupaten Sukabumi.

Di rumah sakit Betha Medika, MDA di rawat di ruang paviliun. Ia mendapat perawatan dengan diberi infusan, selang ke bagian hidung dan juga bagian pembuangan bawah untuk mebantu mengeluarkan kotoran-kotoran dalam tubuh.

Rabu, 19 Januari 2022 pihak keluarga dipanggil oleh bagian administrasi karena BPJS yang digunakan untuk pengobatan MDA ini ternyata masih menunggak pembayaran bulanannya. Keluarga diminta melunasi terlebih dahulu tunggakan beserta denda dari iuran BPJS ini.

Selang kateter di bagian penis MDA copot, kemudian pihak rumah sakit memasangkannya kembali. Kejadian ini terjadi saat MDA masih belum sadarkan diri.

Pihak keluarga melaporkan kejadian ini ke pihak Puskesmas Kadudampit dan mereka merespon cepat dengan mendatangi rumah sakit tempat MDA dirawat. Sayang pihak perwakilan puskesmas tidak bertemu dengan dokter, sehingga belum bisa berkomunikasi ihwal sakit yang dialami oleh korban.

Dirujuk ke Rumah Sakit Kartika Kota Sukabumi

Beberapa waktu kemudian, keluarga menerima kabar bahwa selang kateter di bagian pembuangan air kecil MDA nyangkut dan harus dilakukan operasi. Untuk operasi ini korban dirujuk ke rumah sakit Kartika Kota Sukabumi.

Pada pukul 16.00 WIB, MDA dibawa ke rumah sakit Kartika Kota Sukabumi untuk dilakukan operasi. Pada pukul 20.00 WIB operasi selesai dan MDA dibawa kembali ke rumah sakit Betha Medika.

Kamis, 20 Januari 2022 kondisi MDA membaik walaupun belum pulih sepenuhnya. Kabar ia dirawat sudah mulai menyebar dan pihak perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi pun menjenguknya pada hari tersebut.

Pada malam harinya kondisi MDA menurun. Perawat yang memeriksanya mengabarkan bahwa HB pada MDA menurun.

Jumat, 21 Januari 2022 pada pukul 01.00, MDA mengalami kejang-kejang. Perawat yang memeriksanya mengabarkan pada keluarga bahwa HB dan trombositnya terus mengalami penurunan. Pada pukul 03.15 dini hari akhirnya pihak rumah sakit kembali mengabarkan bahwa MDA telah meninggal dunia.

Setelah menyelesaikan administrasi rumah sakit, almarhum dibawa ke kediaman neneknya di Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat. Pada esok harinya ia dikebumikan di pemakaman Sukasari, Kecamatan Cisaat.

Dengan kejadian yang menimpa MDA, keluarga telah mengikhlaskannya sembari menunggu hasil pemeriksaan spesifik dari Dinas Kesehatan terkait meninggalnya MDA. Pihak keluarga juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah bertakziah dan ikut berbelasungkawa atas meninggalnya MDA.

Posting Komentar