Pendidikan Inklusif, Pendidikan Untuk Semua

Pendidikan sebagai gerbang awal dalam menciptakan generasi bangsa yang paripurna idealnya dapat menerima peserta didik dari segala golongan. Sekolah yang sudah terbuka untuk menerima siswa dari semua golongan disebut dengan sekolah inklusif.

Anak dengan disabilitas dan kusta adalah juga golongan yang sejatinya berhak diterima di sekolah reguler. Penerimaan terhadap mereka mengindikasikan sekolah sudah melakukan standar pelayanan sebagai sekolah inklusif.

Untuk mensosialisasikan pendidikan bagi anak dengan disabilitas dan kusta, KBR bersama NLR mengadakan Talkshow Ruang Publik dengan tajuk Pendidikan Bagi Anak Dengan Disabilitas dan Kusta. Talkshow ini berlangsung pada Jumat, 21 Oktober 2022 pada jam sembilan pagi sampai jam sepuluh.

Pendidikan Inklusif di Indonesia

talkshow KBR

KBR sebagai radio yang mempunyai 100 lebih jaringan di seluruh Indonesia selalu konsisten dalam mengedukasi masyarakat dengan informasi-informasinya, tak terkecuali dengan masalah kusta. Dalam talkshow bertema Pendidikan Bagi Anak Disabilitas dan Kusta ini, KBR bekerja sama dengan NLR Indonesia.

NLR Indonesia sendiri adalah organisasi non-pemerintah yang mengkonsentrasikan diri terhadap kusta di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dalam programnya, NLR mempunyai 3 program utama terhadap isu kusta ini, yaitu nihil penularan, nihil disabilitas, dan nihil eksklusi.

Dalam talkshow yang juga disiarkan langsung di Youtube Berita KBR ini, KBR mengundang beberapa narasumber. 3 narasumber di talkshow ini adalah

  • Anselmus Gabies Kartono dari yayasan Kita Juga (Sankita)
  • Frans Patut, Kepala Sekolah SDN Rangga Watu Manggarai Barat
  • Ignas Carly, siswa kelas 5 SDN Rangga Watu Manggarai Barat

Pada awalnya, talkshow yang dikawal oleh Rizal Wijaya ini akan mengundang Dr. Yaswardi , Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi Republik Indonesia. Namun karena berhalangan, yang bersangkutan tidak dapat hadir pada hari pelaksanaan acara.

Anselmus Gabies Kartono sendiri dalam acara ini terhubung di sambungan telepon dengan para narasumber lainnya karena gangguan teknis. Sedangkan Frans Patut dan Ignas Carly dapat tertangkap layar dengan jelas dari Manggarai Barat dan berbagi informasi juga pengalaman bagaimana keluarga besar SDN Rangga Watu dapat menjadi salah satu sekolah yang inklusif dengan menerima siswa disabilitas dan juga kusta.

Cerita Perjuangan Para Pahlawan Disabilitas dan Kusta

KBR

Dalam talkshow Pendidikan Bagi Anak Disabilitas dan Kusta ini, KBR menyoroti tentang isu disabilitas dan kusta di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini tampak dari ke-3 narasumber yang hadir di talkshow yang semuanya berasal dari Manggarai Barat.

Dari cerita 3 narasumber ini setidaknya kita bisa bercermin dan mengambil hikmah tentang perjuangan mereka melawan stigma negatif terhadap disabilitas dan juga pengidap kusta. Walaupun latar belakang mereka jauh di seberang pulau sana, namun inspirasi mereka bisa menyebar ke seluruh Indonesia, penyimak setia Berita KBR.

Anselmus Gabies Kartono

Anselmus Gabies Kartono merupakan perwakilan dari yayasan Kita Juga atau biasa disebut SanKita. Yayasan ini adalah sebuah yayasan sosial yang berfokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas di Manggarai Barat. Yayasan ini sudah berdiri semenjak tahun 2004 dan kemudian dilegalkan secara hukum pada tahun 2017.

Dalam programnya, Yayasan Kita Juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah dalam mensosialisasikan sekolah inklusif, termasuk dengan SDN Rangga Watu Manggarai Barat. Hal ini dilakukan karena banyaknya anak-anak dengan disabilitas dan kusta yang tidak disekolahkan oleh para orang tuanya karena keterbatasan informasi.

Anselmus Gabies kartono menyampaikan harapan-harapannya kepada semua pihak

Semangat kita untuk membuka diri dan memberikan kesempatan yang sama, termasuk kepada anak disabilitas untuk mendapatkan hak pendidikan. Untuk itu, para orang tua, semua anak mempunyai hak terhadap pendidikan, maka daftarkanlah ke SLB ataupun sekolah reguler

Anselmus pun menyampaikan harapan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan pendidikan inklusif di Indonesia, seperti akomodasi yang layak ketersediaannya mulai dari pusat sampai pada level bawah agar dapat dirasakan oleh seluruh siswa berkebutuhan khusus di seluruh Indonesia.

Frans Patut

Frans patut

Frans Patut adalah sosok Kepala Sekolah SDN Rangga Watu Manggarai Barat. Yang menarik dari sekolah dasar ini adalah mereka menerima siswa disabilitas dan juga kusta.

Terbukanya SDN Rangga Watu menjadi sekolah inklusi tiada lain untuk menunaikan undang-undang, agar pendidikan dapat diakses oleh seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Hal lain yang menjadi alasan SDN Rangga Watu menerima siswa dari segala kalangan termasuk disabilitas dan kusta adalah karena jarak ke sekolah luar biasa atau SLB yang jaraknya jauh dari pemukiman masyarakat sekitar.

Secara administrasi, SDN Rangga Watu meresmikan diri sebagai sekolah inklusif pada tahun 2017, setelah adanya dasar hukum dari pemerintah tentang SK penyelenggaraan pendidikan inklusif. Sebenarnya, SDN Rangga Watu telah menerima siswa dengan berkebutuhan khusus, namun belum mempunyai landasan hukum yang kuat.

Sampai saat ini, SDN Rangga Watu telah memiliki 7 orang siswa berkebutuhan khusus. Jumlah yang signifikan untuk sekolah reguler yang kemudian menjadi sekolah inklusif.

Kepala Sekolah Rangga watu memberi pesan pada kita semua pada akhir sesi talkshow ini

Kepada setiap orang tua, bahwa setiap anak baik yang normal maupun berkebutuhan khusus, mereka berhak menerima pendidikan yang layak. Jika sekolah luar biasa tak dapat dijangkau, maka sekolahkanlah di sekolah reguler inklusif.

Ignas Carly

ignas carly

Ignas Carly adalah salah seorang siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di SDN Rangga Watu Manggarai Barat. Tidak mudah memang pada awalnya ia beradaptasi di sekolah reguler, namun perlahan ia terbiasa dan dapat bersosialisasi dengan teman-temannya yang lain.

Ignas tertarik untuk sekolah di SDN Rangga Watu karena ingin memiliki teman-teman pada umumnya tanpa harus merasa terkucilkan. Hal ini menjadi nyata ketika ia dapat berbaur dengan teman-teman di sekolahnya seperti main sepak bola pada waktu istirahat sekolah tanpa harus minder dengan kondisi fisiknya.

Inspirasi Dari Para Pahlawan Disabilitas dan Kusta

Dari ketiga narasumber yang dihadirkan KBR dalam talkshow Pendidikan Bagi Anak Disabilitas dan Kusta, kita bisa mengambil hikmah bahwa penyandang disabilitas dan kusta, semuanya berhak mendapatkan pendidikan layak tanpa terkecuali. Dan beruntung pemerintah saat ini telah memberi payung hukum pada penyandang disabilitas dan kusta dengan terbitnya SK penyelenggaraan pendidikan inklusif.

Untuk setiap sekolah reguler di Indonesia semoga semakin membuka diri untuk dapat menerima siswa dari kalangan mana pun. SK penyelenggaraan pendidikan inklusif menjadi tantangan besar agar sekolah menjadi rumah yang nyaman bagi siapapun, termasuk siswa berkebutuhan khusus dan kusta.

Para orang tua pun yang memiliki anak disabilitas dan atau kusta semoga tetap optimis untuk mempunyai harapan pada masa depan anak-anaknya, dan langkah utama untuk mendukung mereka adalah memberikan haknya pada pendidikan yang layak.

Pentingnya kerjasama orang tua dan guru dalam pendidikan sangat diperlukan untuk kemajuan putra-putri kita dalam menyelami masa-masa belajarnya. Ini saatnya kita berjabat tangan untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.

4 Komentar

  1. Tampilan blognya sudah banyak berubah yah Pa Yo, makin keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan rubrik pak Yonal ini, tapi artikel yang dikirim dan diterima sama blog lebih besar

      Hapus
  2. Pernah ikut acara yang diadakan di SLB dan dari saya lihat dan amati mereka sangat antusian dengan yang namanya belajar hal baru serta semangatnya luar biasa meskipun dalam keterbatasan.

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, banyak sekolah-sekolah yang sudah bisa menerima keadaan muridnya..
    Memang ada pilihan untuk bersekolah di SLB, tapi untuk disabilitas yang, maaf, tidak terlalu, bisa ikut sekolah biasa. Dan yaps itulah yang terjadi pada saya dengan kondisi cleft palate

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama